Tangerang,Klikberitatv.com – Kader dan petugas Posyandu selama ini menjadi tulang punggung layanan kesehatan dasar di Indonesia. Mereka hadir di setiap lingkungan, dari kampung hingga kota, memastikan bayi tertimbang, ibu hamil terpantau, balita mendapatkan imunisasi, hingga keluarga menerima edukasi mengenai gizi dan kesehatan. Namun ironisnya, mereka adalah kelompok yang paling sering dilupakan oleh negara.
Sebagai koordinator BPJS Watch Tangerang Raya, H. Gandi menegaskan bahwa pemerintah pusat maupun daerah wajib memberikan perhatian serius terhadap kesejahteraan para petugas Posyandu. Mereka memikul beban kerja yang sangat besar, tetapi penghargaan dan dukungan terhadap mereka masih jauh dari kata layak.
“Pemerintah harus hadir. Petugas Posyandu memikul tugas berat, tapi sering kali kesejahteraannya kurang diperhatikan. Mereka ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat, tapi apresiasinya tidak sebanding dengan tanggung jawabnya,” tegas H. Gandi.
Menurutnya, pemerintah tidak bisa terus bersembunyi di balik keberhasilan program kesehatan seperti penurunan stunting, peningkatan imunisasi, atau pemantauan kesehatan balita, tanpa melihat siapa yang bekerja keras di balik semua itu. Kader Posyandu adalah motor penggeraknya, tetapi justru menjadi pihak yang paling sering bekerja dengan insentif minim dan fasilitas seadanya.
H. Gandi mengungkapkan bahwa ia sudah berulang kali menyuarakan persoalan ini di berbagai forum—mulai dari audiensi dengan pejabat, diskusi lintas sektor, hingga pertemuan komunitas. Namun, respons pemerintah hingga kini masih belum menunjukkan perubahan berarti.
“Saya sudah suarakan ini di banyak tempat. Tapi hasilnya belum kelihatan. Padahal kesejahteraan kader Posyandu ini sudah sangat mendesak,” ujar aktivis yang dikenal vokal dalam isu pelayanan JKN tersebut.
Ia menegaskan bahwa jika pemerintah ingin target Standar Pelayanan Minimal (SPM) benar-benar tercapai, maka dukung terlebih dahulu manusianya. Mulai dari pelatihan berkualitas, alat kerja memadai, sampai insentif yang layak setiap bulan.
“Ini bukan soal bantuan, tapi penghargaan atas pengabdian mereka,” tambahnya.
Peran kader Posyandu jauh lebih luas dari yang dipahami sebagian orang. Mereka tidak hanya menimbang balita. Mereka mendata populasi rentan, memantau ibu hamil, mengedukasi keluarga, bahkan menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat dan fasilitas kesehatan. Tanggung jawab sebesar ini seharusnya dibayar dengan layak, bukan sekadar ucapan terima kasih.
H. Gandi juga menekankan bahwa pemerintah daerah, termasuk di Tangerang Raya, harus segera mengevaluasi dan memperbaiki skema anggaran Posyandu, terutama untuk peningkatan insentif kader. Pembangunan kesehatan nasional tidak mungkin berhasil jika fondasinya—Posyandu—dibiarkan rapuh.
“Jangan sampai mereka menjadi pejuang kesehatan tanpa kepastian. Negara harus hadir dan menghargai mereka sebagaimana mestinya,” tegasnya (red)
Opini : H. Gandi, Koordinator BPJS Watch Tangerang Raya.
1 Desember 2025.







